Lalu yang kedua adalah pada sisi bahasa Tegal. Hanya Wong Tegal yang masih tetap bangga dengan Bahasa Jawa khas Tegalnya. Dialek Banyumasan pesisiran itu makin terkenal ketika dipopulerkan oleh pelawak Kasino dengan grupnya Dono-Kasino-Indro pada tahun 1980-an. Kemudian tahun 2000-an masih diteruskan oleh Cici Tegal.
Kini Wong Tegal ternyata membuat kejutan baru, menohok bidang teknologi. Wong Tegal mampu membuat mobil sendiri. Mulai dari mesin, rangka, hingga suku cadang pendukungnya. Pendek kata, mobil dua silinder 500 CC itu benar-benar asli made in Tegal. Bukan main ! dan ini memang bukan main-main.
Yang membuat pun para teknisi lokal putra-putri Tegal. Mobil itu kemudian diberi nama Sebayu. Kok mirip dengan nama-nama Jepang ?. Pemilihan nama itu bukan karena membidik pangsa pasar Indonesia yang keranjingan produk Jepang ; namun diambil dari tokoh pendiri Tegal : Ki Gedhe Sebayu. Dia adalah pejabat tingkat bawah di daerah Tegal dengan pangkat Demung (Kepala Daerah) pada masa pemerintahan Kerajaan Mataram tahun 1601.
Untuk Pertanian :
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tegal Bambang Susanto menjelaskan proses pembuatan mobil Sebayu itu cukup lama, sejak tahun 2000. “Kami bekerja sama dengan Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bandung. Mesin mobil sudah selesai, Kami sempat membuat 10 kali prototipe. Itu artinya, kami ingin benar-benar sempurna. Target kami tahun 2014 sudah bisa kami pasarkan. Akan tetapi melihat perkembangan sampai sekarang, mungkin sebelum tahun 2014 mobil made in Tegal ini sudah akan kami pasarkan”, tutur Bambang.
Melihat rencana utuh mobil Sebayu, bentuknya mirip dengan Suzuki Carry jenis pikap. Hanya saja Sebayu dirancang untuk keperluan pertanian. Oleh karena itu, luasan bak terbuka diutamakan sehingga nantinya hanya ada satu jok untuk tempat duduk sopir. Dengan bentuknya yang kecil, mirip Suzuki trontong keluaran tahun 1981-1983, mobil kecil ini memang lebih lincah untuk areal pertanian pedesaan.
Di bengkel produksi Lingkungan Industri Kecil Talang Cempaka Baru disingkat menjadi LIK Takaru, Tegal, beberapa mahasiswa Politeknik Purbaya Tegal sedang menyelesaikan pembuatan rangka mobil Sebayu. Di sinilah, proses belajar dan proses produksi dimulai. Mengapa Wong Tegal berani membuat mobil Sebayu ? Nah, pengalaman Wong Tegal ini memang pantas diacungi jempol ! Beberapa industri kecil dan menengah Tegal sudah bekerja sama dengan PT. Astra Internasional.
Salah satu produknya adalah membuat beberapa bagian komponen alat-alat berat seperti ekskavator, bulldozer bermerek Komatsu. Di LIK Takaru ini pula, sebuah perusahaan besar memproduksi engine mounting untuk jenis-jenis kendaraan berat di medan pertempuran.
Soal akurasi dan presisi pembuatan komponen mesin itu sudah teruji. General Manager Astra Internasional Soepardi mengunjungi LIK Takaru pada Desember lalu untuk membicarakan kerja sama lanjutan dengan UKM di sana. Di LIK Takaru ini para mahasiswa dan pelajar STM bisa belajar menggunakan peralatan modern berstandar internasional. “Saya beruntung bisa praktik kerja di sini. Sungguh ini pengalaman yang baru. Pasti sangat bermanfaat bagi saya. Semuanya bisa saya kerjakan dengan mudah. Syaratnya hanya satu, disiplin dan harus memahami cara kerja mesin,” kata Suharno, siswa kelas IV SMK 7 Semarang yang sedang berkutat dengan mesin bubut modern.
Traktor :
Ada 44 unit kerja di Tegal yang khusus bergulat dengan logam. Tidak mengherankan pula bila mereka telah mampu menciptakan traktor tangan untuk keperluan membajak dan menggaru di lahan pertanian. Traktor berkekuatan 8,5 PK itu harganya cukup murah, hanya Rp 12 juta per buah. Jauh lebih murah dibandingkan traktor sejenis buatan Jepang yang mencapai Rp 16 juta. Dengan nama Sebayu 1, LIK Takaru telah memproduksi 20 buah. “Cukup mudah membuat traktor itu. Kami sudah mempunyai pengalaman. Sebagai bukti, 40 persen komponen traktor Kubota itu dipesan dari sini. Jadi kami sudah tidak asing lagi untuk urusan traktor. Itu pula yang menjadi jaminan kualitas traktor Sebayu,” tutur Bambang Susanto. Kemampuan traktor ini bisa membajak sawah seluas satu hektare hanya 9,5 jam. Hal itu setelah mesin diesel yang diberi nama NEFA model NS 85/RDI/I/N dengan silinder 487 cc yang sudah dimodifikasi mampu menghasilkan tenaga 7,5 PK hingga 8,5 PK berkecepatan 2.200 rpm. Pada Maret 2007 nanti, Wong Tegal meluncurkan traktor Sebayu-2.
“Saya berharap traktor itu bisa diproduksi secara massal. Semua tergantung kebijakan pemerintah dan minat pasar,” kata Bambang. Bila kini ada mobil dan traktor Sebayu yang dibuat di Takaru ; entahlah pada 10 tahun mendatang. Pasti akan ada produk baru lagi dengan nama-nama lokal mirip Jepang. Ah, Wong Tegal memang suka nama-nama mirip Jepang. Sekali lagi, hanya namanya. Produknya tetaplah asli Tegal. Tetap bangga dengan warung Tegalnya, selalu menepuk dada dengan Bahasa Tegalnya. Dan tidak salah pula bila dalang wayang kulit Ki Enthus Susmono berkoar : “Ki Enthus dalang saka Tegal”.
By : SU Herdjoko
Sumber :
1. www.sinarharapan.co.id
2. www.suaramerdeka.com
1 komentar:
Info yg menarik. Thx gan...
Posting Komentar