01
Pamedhare
wasitaning ati,
cumanthaka aniru
pujangga,
dahat muda ing
batine.
Nanging kedah
ginunggung,
datan wruh yen akeh
ngesemi,
ameksa angrumpaka,
basa kang kalantur,
tutur kang
katula-tula,
tinalaten rinuruh
kalawan ririh,
mrih padhanging
sasmita.
02
Sasmitaning ngaurip
puniki,
mapan ewuh yen ora
weruha,
tan jumeneng ing
uripe,
akeh kang
ngaku-aku,
pangrasane sampun
udani,
tur durung wruh ing
rasa,
rasa kang satuhu,
rasaning rasa
punika,
upayanen darapon
sampurna ugi,
ing kauripanira.
03
Jroning Quran
nggoning rasa yekti,
nanging ta pilih
ingkang unginga,
kajaba lawan
tuduhe,
nora kena den awur,
ing satemah nora
pinanggih,
mundak
katalanjukan,
tedah sasar susur,
yen sira ajun
waskita,
sampurnane ing
badanira puniki,
sira anggugurua.
Negesi tembung :
pamedhare : ngandharake
wasitaning : wewarah, pitutur
cumanthaka : kumendel
dhahat : banget
ginunggung : dialem
angrumpaka : ngentha-entha
kalantur : kebacut
katula-tula : kalunta-lunta
rinuruh : tumungkul
ririh : alon
sasmitane : wisik, tandha, pituduh
ewuh :
angel, repot
nora :
ora
jumeneng :
ngadeg, teguh
udani :
ngerti, mudheng
satuhu :
sabenere
darapon :
supaya
yekti :
bener
uninga :
ngerti
pinanggih :
ketemu
katalunjuk :
terlanjur
ayun :
pingin
waskita :
pinter
Isine :
(1)
Inilah curahan hati, Berlagak meniru pujangga Tapi merasa
harus disanjung, Tak sadar banyak yang mencibir, Memaksa diri
merangkai kata, bahasa yang (justru) ngelantur Bahasa yang carut marut,
yang (jika) dicermati (hanyalah) untuk terangnya isyarat (kata hati)
semata
(2)
Makna kehidupan itu, sungguh sayang bila tak tahu, tidak
kokoh hidupnya, banyak orang mengaku, perasaannya sudah utama,
padahal belum tahu rasa, rasa yang sesungguhnya, hakikat rasa itu
adalah, usahakan supaya diri sempurna, dalam kehidupan.
(3)
Dalam Qur’an tempat rasa jati, tapi jarang orang tahu, keluar dari petunjuk, tak dapat asal-asalan, akhirnya tidak ketemu, malahan terjerumus, akhirnya kesasar, kalau kamu ingin peka, agar hidupmu sempurna, maka bergurulah.
(4)
Namun apabila kamu berguru pilihlah manusia nyata yang baik martabatnya serta tahu hukum yang beribadah dan sederhana syukur dapat pertapa yang sudah menanggalkan pamrih pemberian orang itu pantas kamu berguru serta ketahuilah
(5)
Kalau ada orang bicara ilmu tak setuju empat perkara jangan cepat-cepat percaya padanya saringlah yang teliti pertimbangkan empat hal perkara terdahulu dalil hadis dan ijma’ dan keempat qiyas semua telah disepakati
(6)
Ada juga yang mantab kalau tepat empat perkara sungguh tidak tepat hanya meninggalkan waktu menganggap sudah tepat hendak tidak shalat hanya bikin tanggung lalu membuang syariat batal haram tak peduli lalu bikin kacau
(7)
Sungguh sulit jaman sekarang Mana yang pantas diteladani (Meski) banyak yang hebat ilmunya Tetapi jarang yang taat Jikalau orang berilmu yang menjelaskan. Jika orang berbuat baik Dikatakan salah Tetapi jika hanya bersenang-senang Tak bisa dimengerti apa maksudnya Betul-betul orang hebat
(8)
Umumnya dijaman sekarang Justru guru yang mencari teman Benar-benar terbalik keadaanya Jamaknya (begitulah) yang biasa terjadi Kalau jaman dulu, muridlah Yang mencari guru Tapi sekarang tidak Kyai Guru berkeliaran mencari murid Agar ikut dengannya
0 komentar:
Posting Komentar