BUAT warga Jakarta, Kota Tegal di Provinsi Jawa Tengah, bisa jadi identik dengan Warung Tegal yang sering disingkat Warteg. Warteg ini warung yang menyediakan nasi dan berbagai lauk- pauk dengan harga terjangkau. Lebih dari itu, Warteg mudah ditemukan di mana-mana dan banyak juga yang buka sampai malam, bahkan buka 24 jam.
Tegal sering pula diidentikkan dengan martabak telur maupun martabak manis. Walaupun konon martabak adalah makanan khas Melayu yang dipengaruhi budaya India, namun di Jakarta, pembuat dan penjual martabak kebanyakan berasal dari Lebaksiu, sebuah kota kecil di Kabupaten Tegal.
Tetapi kalau kita ke kota Tegal yang terletak di jalur pantai utara pulau Jawa dari Jakarta ke Semarang, lebih dari sekadar Warteg maupun penjual martabak yang dapat kita temukan. Tegal juga lebih dari sekadar tempat menjual telur asin dan bawang merah yang dihasilkan Brebes, kota yang tak jauh letaknya dari Tegal.
Salah satu makanan khas kota itu adalah tahu goreng yang diberi adonan sagu. Tahu murni, demikian orang Tegal menyebutnya. Ada banyak tempat yang menjual tahu semacam ini. Namun salah satu yang terenak adalah Tahu Murni Putra Natajaya yang terletak di Jalan Pangeran Diponegoro 78 dan Jalan AR Hakim 100, Tegal. Tahu buatan Nyonya Messih ini pernah meraih penghargaan Upakarti dari Pemerintah RI pada tahun 1995. Penghargaan itu diberikan atas jasa mengembangkan tahu menjadi produk unggulan kota tersebut.
Selain tahu, daging kambing yang disajikan dalam berbagai menu, juga menjadi makanan khas Tegal. Ada yang diracik menjadi sup kambing, sate, kambing guling, dan sebagainya. Keunikan daging kambing Tegal adalah pilihan dagingnya berasal dari kambing muda. Bagi yang berkendaraan dari Tegal ke arah kawasan wisata Guci, dapat melihat sebuah rumah makan yang diberi nama "Balibul". Ini adalah singkatan dari bawah lima bulan, usia kambing yang dianggap paling enak dagingnya bila dijadikan makanan.
Tetapi selain daging kambing, ada juga tempat makan enak di Tegal yang menyajikan ayam bakar. Lokasinya, tepat di tengah kota, di pojok Jalan A Yani, dapat ditemukan warung ayam bakar Pa' Toyo. Ayam bakarnya sungguh gurih, dengan bumbu yang mirip bumbu sate ayam. Hanya dengan Rp 8.500 untuk sepotong ayam, Rp 1.500 untuk sepiring nasi putih dan Rp 1.500 untuk segelas teh manis hangat, pengunjung sudah dapat menikmati makanan lezat yang mengenyangkan.
Di kota itu ada juga kawasan tempat jajan yang disebut Pokanjari alias Pondok Makan Jalan Teri. Di ruas jalan yang panjangnya sekitar 500 meter, dapat dijumpai berbagai warung yang menawarkan beragam menu masakan, mulai dari aneka seafood, pepes ikan, ayam bakar, nasi lengko, sate kambing, sampai beragam kue sejenis jajanan pasar.
Bagi penikmat es buah, jangan melewatkan untuk datang ke rumah makan Sari Buah. Selain menyajikan sate ayam dan kambing, nasi lengko, kupat glabed, dan lainnya, di tempat itu tamu juga dapat menikmati kesegaran es kopyor. Bagi banyak orang, rasanya belum ke Tegal kalau belum mampir dan menikmati es kopyor di Sari Buah.
Masih banyak lagi tempat makan enak di kota itu, misalnya, rumah makan Nyonya Pan di dekat SMP Negeri 5 Tegal. Menu utamanya berupa nasi bogana dan nasi rames. Masakan ini disukai banyak pengunjung. Lalu ada juga kue pia buatan Nyonya Liao. Pia dengan beragam isi, mulai dari kacang hijau, cokelat, nanas, susu, dan lainnya itu banyak dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang datang ke Tegal, untuk dibawa pulang dan dinikmati bersama keluarga di kota asal. Di samping itu tentu saja yang tak boleh dilupakan adalah tahu murni, telur asin, serta krupuk yang digoreng tidak dengan minyak goreng, melainkan dengan pasir. Jadi, ayo makan enak di Tegal.
Minggu, 07 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar