Selama ini yang banyak orang tahu, sumur Jalatunda adanya hanya di Dataran Tinggi Dieng. Ternyata itu salah, karena di daerah Mandiraja, Banjarnegara ada juga sumur yang bernama sumur Jalatunda. Sumur Jalatunda berlokasi di Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja
Kabupaten Banjarnegara. Konon, Sumur Jalatunda ini telah ada jauh bahkan
sebelum Desa Jalatunda berdiri.
Dahulu kala, datang seorang kerabat Presiden Indonesia pertama Ir Soukarno ke sumur
tersebut. Beliau membawa sebuah kitab atau buku kuna yang katanya bernama kitab Jayabaya.
Dalam kitab tersebut menunjukan bahwa lokasi tempat sumur tersebut berada
bernama sumur Jalatunda
yang sebenarnya atau yang asli. Bukan ditempat lain seperti di daerah Dieng atau tempat-tempat lain.
Dari cerita tersebut, lokasi keberadaan sumur tersebut diberi nama Desa
Jalatunda.
Menurut penuturan dari Bapak Miharja atau dikenal juga dengan nama
Bapak Miran selaku juru kunci dan tetua desa, sumur Jalatunda tersebut dijaga oleh dua orang makhluk, yang pertama
bernama Suwandi Geni Manglungkusuma, sementara yang kedua bernama si Abang. Si
Abang ini berwujud Macan Putih.
Setiap tahunnya, tepatnya setiap hari senin lagi dibulan Sura atau yang
dalam kalender Hijriah dinamakan bulan Muharram dilaksanakan semacam upacara
tradisi. Upacara tradisi tersebut selalu dihadiri oleh banyak pengunjung dari
berbagai kota di Indonesia, serta dari berbagai macam profesi dari mulai
pengusaha, petani, pejabat, politisi, dan lain-lain. Para pengunjung tersebut
banyak yang percaya bahwa sumur Jalatunda bisa dijadikan lantaran hajatnya bisa
dikabulkan oleh Tuhan YME.
Para pengunjung tersebut biasanya membawa air dari sumur Jalatunda
untuk dijadikan syarat diterimanya hajat mereka. Mereka percaya hajat yang
diinginkan bisa terkabul lantaran air yang dibawa dari sumur Jalatunda
tersebut. Contoh kasus, air sumur tersebut bisa digunakan untuk mengusir hama
pertanian dengan cara menyipratkan air dari sumur tersebut ke mengitari sawah
pertaniannya.
Namun selayaknya sebuah produk, air dari Sumur Jalatunda juga seperti
punya tanggal kadaluarsa, tanggal kadaluarsanya yaitu satu tahun kalender. Jadi
air yang telah diambil tersebut akan kehilangan khasiatnya setiap jatuhnya hari
senin manis bulan Sura. Selama satu tahun kalender, seseorang juga hanya bisa
mengambil air dari sumur Jalatunda itu sekali saja, boleh mengambil lagi
setelah tahun berikutnya, jika dalam satu tahun mengambil lebih dari satu kali,
pengambilan kedua dan selanjutnya tidak akan memberikan khasiat apa-apa.
Kondisi air dalam Sumur Jalatunda juga tidak pernah
habis ataupun berkurang meskipun sering diambil. Meskipun dalam suasana cuaca
kemarau pun kondisi air tetap sebanyak itu, tidak berkurang sedikitpun. (Amin)
3 komentar:
Assalamualaikum
Selamat siang mas, perkenalkan nama saya Ruly dari desa jalatunda kecamatan mandiraja kabupaten Banjarnegara,
Saat ini saya lagi mengumpulkan data tentang sejarah desa saya jalatunda, artikel yang sampyan buat itu sangat membantu saya dalam mengumpulkan data krn kalau di desa, orang orang tdk punya data yang valid.
Mengingat pentingnya data sejarah yang harus kita lestarikan sehingga anak cucu kita kelak masih bisa tau sejarah desa. Dan sejarah ini akan kita masukkan dalam profil desa.
Bolehkah saya minta no hp / wa agar saya bisa menghubungi sampyan mas
Terimakasih
Saya ingin datang k desa jalatunda,adakh yg orang sana yg bisa saya hubungi.my wa 08816608760
Posting Komentar