Berbicara
mengenai wisata di Banjarnegara, kebanyakan orang akan menyebutkan Dieng, atau mungkin
beberapa lagi menyebutkan Serulingmas atau Selomanik. Kedua obyek wisata
tersebut memang sudah banyak dikenal orang, hampir disetiap musim libur, kedua
destinasi tersebut selalu diserbu warga masyarakat untuk sekedar melepaskan
penat rutinitas yang kadang menjemukan. Bahkan terkhusus untuk Dieng, destinasi
ini konon sudah sangat terkenal se-Indonesia Raya dengan eksotisisme keragaman
budaya, keindahan alam, dan sejarah peradaban yang terdapat disana.
Namun
ternyata Banjanegara tidak hanya memiliki itu. Dengan bentangan alam yang
mayoritas berupa pegunungan, Banjarnegara memiliki banyak destinasi wisata alam
yang sungguh mempesona dan belum banyak diketahui orang. Salah satunya yaitu
yang berada di Desa Giritirta, Kecamatan Pejawaran.
Di
desa yang berlokasi kurang lebih 35 km ke arah utara dari pusat kota
Banjarnegara ini, bahkan tidak hanya terdapat satu destinasi saja, melainkan
tiga sekaligus. Dalam satu lokasi yang terpisah tidak terlalu berjauhan,
wisatawan bisa menikmati 3 pesona sekaligus, yaitu ada 2 curug atau air terjun,
serta 1 sumber air panas.
Ada
beberapa alternatif jalur yang bisa dilewati untuk menuju ke destinasi
tersebut. Jalur pertama, dari pusat kota Banjarnegara ke utara dengan melewati
Karangkobar. Sesampainya di Pasar Karangkobar, ambil jalur arah Pejawaran. Dari
Pasar Karangkobar tersebut, kurang lebih perjalanan sepanjang 7 km, nanti kiri
jalan akan menemukan gerbang desa Giritirta, masuk saja terus ikuti jalan.
Alternatif
jalur lain menuju Giritirta, yaitu bisa melewati Singamerta Kecamatan Sigaluh,
Madukara, Pagetan dan Pejawaran. Jaraknya kurang lebih sama dengan
ketika melewati jalur Karangkobar. Hanya bedanya, kalau melalui jalur Pagentan
ini, Gapura Giritirta nanti lokasinya ada di kanan jalan.
Memandang Curug Mrawu dari Dekat Sumber Air Panas |
Kondisi
jalan masuk desa Giritirta setelah melewati Gerbang desa memang tidak bisa
dibilang bagus. Beberapa ruas bahkan ada yang berupa batuan bekas aspal yang
mengelupas. Perlu kehati-hatian ekstra agar tidak sampai terjatuh. Kalau merasa
bingung, tanyakan saja dengan warga disekitar, mereka dengan ramah dan senang
hati akan menunjukannya. Karena sebagai destinasi yang belum begitu terangkat,
di lokasi ini belum banyak petunjuk arahnya.
Setelah
berlelah-lelah dan bersusah payah di jalanan dengan melewati jalan yang rusak
dan jalanan setapak, sampailah di sebuah tanah lapang tempat memarikirkan
kendaraan bermotor. Jangan berpikir tempat parkirnya luas dan beraspal. Tempat parkir
disitu hanya berupa tanah yang beralaskan juga masih tanah dan cenderung becek
saat musim hujan.
Sumber Air Panas Giritirta |
Berjalan kurang lebih sekitar 10 menit dari Curug Genting, wisatawan akan menemukan Sumber Air Panas Giritirta. Namun untuk menuju sumber air panas ini harus lebih hati-hati, karena perjalanan akan melewati pematang sawah yang sempit dan terkadang jalannya licin. Selain itu juga harus melintas jembatan bambu yang ketika dinjak berbunyi seakan mau roboh membuat jantung dag dig dug.
Perjalanan Melewati Jembatan Kayu |
Dari lokasi
sumber air panas tersebut, kembali kaki melangkah menuju Curug yang terakhir
yaitu Curug Mrawu. Medan yang harus dilalui menuju curug Mrawu lebih berat lagi
karena harus melewati pematang sawah yang licin dan curam. Namun sesampainya di
lokasi, hanya satu kata yang terucap, “Subhanallah!” luar biasa. Curug Mrawu
punya ketinggian kurang lebih 50 meter.
Waktu kami
di Curug Mrawu, tidak ada orang lain selain kami. Sungguh sebuah destinasi luar
biasa serasa dunia hanya milik berdua. Bagaikan surga nyata yang tersembunyi
di Giritirta Pejawaran. Meskipun ditempuh dengan rasa lelah dan susah payah bahkan
sempat terjatuh, namun semua rasa itu lenyap seketika
setelah sampai di lokasi dan menyaksikan keindahan alam yang terhampar di depan mata. Sungguh nikmat Tuhan yang tiada terkira atas karunia alam
ciptaanNya. (Amin)
Curug Mrawu |
0 komentar:
Posting Komentar