Monumen Perang Gerilya |
Pada tahun 1949, di Banjarnegara khususnya bagian
selatan sering terjadi kerusuhan, sehingga keamanan masyarakatpun terganggu.
Kerusuhan-kerusuhan tersebut diakibatkan oleh beberapa kelompok pemberontak
lokal, disaat yang bersamaan sedang terjadi agresi militer Belanda yang ke II.
Pada saat itu juga, Banjarnegara sudang berada dalam kekuasaan Belanda. Atas
dasar itu, berdasarkan Surat Perintah Perwira Komando Distrik Militer
Banjarnegara No. 19/1/49/LK tanggal 1 Februari tahun 1949, dibentuklah sebuah
seksi khusus TNI yang bernama Pasukan Gabungan Seksi Gembong Singo Yudho. Seksi
TNI ini mendapatkan tugas pokok dalam rangka pelaksanaan perang gerilya melawan
Belanda dan mengatasi tindakan kriminilitas yang ada. Adapun petunjuk teknisnya
sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan
perang gerilya melawan Belanda dengan membuat kekacauan kedudukan Belanda pada
waktu lengah, menyerang dan menyergap lalu lari, menghadang lalu lintas musuh
dan menjadikan musuh sebagai sumber perbekalan atau logistik bagi kebutuhan
perang;
b. Menyelenggarakan
tindakan-tindakan keamanan terhadap semua perusuh dan perampokan yang menganggu
keamanan rakyat, agar rakyat merasa aman dari segala gangguan keamanan,
kemudian rakyat dapat membantu tentara dengan sepenuhnya dalam perlawanan menghadapi
Belanda;
c. Membantu
Pemerintah Militer RI dan memulihkan wibawa pemerintah RI terutama di daerah
bekas pemerintah Recomba Belanda, sehingga seluruh wilayah daerah dan pelosok
desa merasa adanya dan taat kepada Pemerintahan Republik Indonesia dan semua
rakyat bersikap antipati terhadap pemerintah Recomba buatan Belanda, sehingga
peran dan perang rakyat semesta dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Prasasti pada monumen |
Dengan terbentuknya pasukan gabungan Seksi Gembong
Singo Yudho yang mengisi kekosongan pasukan tempur di sebelah selatan
Banjarnegara, maka secara langsung masyarakat dapat merasakan kehadiran TNI.
Mereka merasa aman atas gangguan dari garong dan perusuh lain. (Sumber : Buku
Catatan di Kodim Banjarnegara)
Salah satu aksi penyerangan pasukan gabungan
tersebut pada Belanda terjadi pada 6 Februari 1949, saat itu mereka menyerang
konvoi arak-arakan pasukan Belanda yang sedang dalam perjalanan dari
Banjarnegara menuju Wonosobo. Disaat peperangan tersebut, kerugian ada di pihak
Belanda. Lokasi terjadinya penyerangan tersebut sekarang dijadikan sebuah
monumen. Lokasinya tepat berada dipinggir sebelah utara jalan raya Sigaluh.
(Amin)
0 komentar:
Posting Komentar