Belum genap satu
tahun saya memasuki babak baru dalam kehidupan saya. Setelah kurang lebih 4
tahun bergelut dengan dunia perkuliahan yang mengasyikan dan penuh dengan
warna, ini saatnya saya memasuki gerbang dunia karir.
Alhamdulillah
tidak perlu waktu yang lama, saya diterima di sebuah pekerjaan. Dan sekarang
sudah memulai rutinitas pekerjaan kurang lebih sekitar 3 minggu.
Baru sekitar 3 minggu, kebosanan
mulai datang. Rutinitas berangkat pagi pulang sore, serta sehari-hari hanya
berhadapan dengan orang-orang yang sama membuat saya kadang berpikir untuk
mundur dan mencari sesuatu yang sekiranya bisa membebaskan raga ini tapi tetap
bisa menghasilkan rupiah.
Setiap waktu
pulang juga yang ada hanya keluh kesah, lesu, capek. Rasanya hidup monoton
sekali, padahal itu baru 3 minggu, ga kebayang bagaimana rasanya harus seperti
ini kurang lebih 2 tahun sesuai dengan kontrak, bisa-bisa stress jiwa ini.
Ga kebayang pula
bagaimana mereka para pekerja yang sudah bertahun-tahun lamanya bekerja di
kantoran dan yang dihadapi hanya itu-itu saja. Baru saya tahu alasan kenapa
beberapa tahun kemarin ada acara TV bertajuk bosan jadi pegawai, ya ternyata
memang membosankan jadi pegawai.
Satu waktu sedang
senggang, saya buka media sosial dan bertemu teman lama disana. Lama tidak
jumpa, biasa kita awali dengan basa basi disana. Panjang lebar kami ngobrol,
ternyata dia lagi banyak masalah. Keputusannya menikah muda dan punya anak
sementara pekerjaan belum mapan, membuatnya hampir stress.
Berpindah dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya tapi tetap saja itu hasilnya pas-pasan.
Untuk sekedar menabung bila suatu saat nanti ada kebutuhan mendesak pun tak
sempat. Namun, dia masih bersyukur karena selalu ada saja pekerjaan yang
didapatnya sehingga anak istrinya masih bisa makan layak tiap harinya.
Namun sekarang,
anaknya yang masih balita sedang sakit, dia sangat butuh bantuan, tapi dengan
catatan dia hanya ingin dipinjami, dia tidak mau meminta-minta.
Mendengar keluh
kesah teman lama, saya jadi merasa malu. Malu karena dengan keadaan saya
sekarang, dengan karir yang saya dapatkan sekarang, dengan pendapatan yang jauh
lebih dari cukup sekarang, yang saya lakukan tiap hari hanya berkeluh kesah.
Saya lupa bersyukur atas segala pemberian rejeki ini. Dengan apa yang saya
dapat sekarang, harusnya saya lebih banyak bersyukur.
Dengan bersyukur
ini saya mulai kembali bisa menikmati setiap rutinitas kerja. Masih banyak
orang yang tidak seberuntung saya. Ketika jenuh dan kebosanan kembali melanda,
saya sempatkan datang ke tempat-tempat seperti panti asuhan, rumah sakit,
daerah-daerah perkampungan tertinggal, untuk melihat betapa diluaran sana masih
banyak orang yang tidak seberuntung kita. Jadi apapun itu, banyak-banyaklah
bersyukur, karena dengan rasa syukur kita akan selalu menikamti setiap pekerjaan
yang kita lakukan. (Amin)
0 komentar:
Posting Komentar