Senin, 27 Juli 2015

ADIPATI WARGA UTAMA I

Makam yang berada dalam cungkup
Di desa Pekiringan Kecamatan Purworejo-Klampok terdapat komplek pemakaman kuno yang menurut Mbah Aidil sang juru kunci merupakan makam pendiri Banyumas yaitu Adipati Warga Utama I. Catatan sejarah Adipati Warga Utama I ini memang berkaitan erat dengan berdirinya Banyumas. Salah satu cerita mengenai Adipati Warga Utama I yang paling banyak beredar dimasyarakat khususnya masyarakat Banyumas adalah cerita tentang tragedi sabtu pahing. Bahkan dalam perjalanan Sejarah Banyumas sampai saat ini, hari sabtu pahing tersebut diyakini oleh sebagian warga Banyumas dan sekitarnya sebagai hari naas. Hari naas ini dimaknai masyarakat untuk tidak bepergian jauh, mendirikan bangunan rumah, sunatan, mantu dan mbesan, juga keperluan besar lainnya seperti penyelenggaraan Pilkades dan sebagainya.
Tragedi sabtu pahing merupakan kisah yang sangat memilukan yang menimpa Adipati Warga Utama I, sepulangnya dari Kasultanan Pajang. Tragedi ini menjadi cerminan betapa seorang pemimpin harus berhati-hati dalam bertindak dan tidak hanya mendengar laporan sepihak.

Selasa, 07 Juli 2015

MAKAM KEDUNGLUMBU MANDIRAJA


Cungkup Makam Kedunglumbu
Alkisah berawal sejak jaman Kerajaan Mataram. Kala itu hubungan antara Kerajaan Mataram dengan Kadipaten Pesanten sedang kurang baik. Hal ini disebabkan Sang Adipati Pesanten beberapa kali diundang dalam persidangan tidak hadir. Akhirnya Sang Adipati mendapat peringatan keras dari Kanjeng Sultan Mataram. Demi memperbaiki hubungan Kadipaten Pesantenan dengan Mataram, Sang Adipati pada suatu pisowanan hadir. Namun apa yang terjaadi? Rupa-rupanya para nayaka praja dan para kadang sentana mataram telah terlanjur kurang simpati terhadap Sang Adipati. Bahkan mereka menganggap sikap sang Adipati sebagai suatu pertanda ‘mbalela’. Maka tidak heran kalau kehadirannya di Mataram mendapat tanggapan dingin, bahkan mendapat ejekan yang menyakitkan hati.
Atas tanggapan tersebut, Adipati Pesantenan marah, terjadilah pertengkaran yang berakhir peperangan. Sudah barang tentu Sang Adipati tidak mampu menandingi prajurit Mataram yang jumlahnya sangat banyak. Mundurlah Ia dan hijrah menuju ke arah barat menuju ke daerah Banyumas. dan sampailah di daerah yang sekarang bernama Desa Kebanaran Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Di daerah ini beliau berganti nama menjadi Ki Ageng Penjawi. Kemudian beliau dikenal juga dengan nama Kyai Kedung Lumbu karena bertempat tinggal di Dukuh Kedunglumbu Desa Banaran Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Di daerah tersebut, beliau terkenal menjadi orang berilmu dan sering berbagi ilmu kepada masyarakat sekitar. Sampai akhirnya beliau meninggal dunia di lokasi tersebut, dan dimakamkan juga dilokasi tersebut dengan nama pemakaman kedunglumbu.