Rabu, 23 Oktober 2013

Pergi Ke Tanah Suci

Musim telah tiba. Bahkan para jamaah haji sudah mulai berangsur-angsur kembali ke negaranya. Semua kembali dengan harapan menjadi orang yang baru, bukan baru ketambahan embel-embel nama, melainkan baru dalam segi keimanan yang lebih baik dari sebelum menunaikan ibadah haji.
Seiring dengan tibanya musim haji ini pula, media baik cetak maupun elektronik ramai-ramai memberitakan setiap prosesi rukan islam kelima ini. Beberapa media bahkan agar terlihat eksklusif memberangkatkan wartawannya langsung menuju bumi mekah al mukaromah.
Dan ketika musim haji inilah saya amati, bapak selalu antusias mengikuti kabar haji. Baik dari koran maupun berita di televisi dibeberapa kesempatan selalu tidak mau ketinggalan. Ketika itu mata bepak terlihat berbinar, hatinya serasa bergetar ikut merasakan pera jamaah di tanah suci. Terlihat dalam dirinya ia ingin sekali lagi pergi kesana tempat dimana merupakan kiblat semua umat muslim diseantero dunia.

Semoga saja, saya punya rejeki dan diberikan jalan oleh Allah untuk menghajikan bapak-ibu, kalau haji tidak mampu minimal umroh. Aamiin. 

Selasa, 22 Oktober 2013

Jomblo, Tak Perlu Risau

Jomblo. Sebuah keadaan dimana banyak remaja sekarang tidak ingin mengalaminya. Jomblo atau tidak punya psangan seolah menjadi pencap seseorang itu jelek, tidak gaul, tidak laku, dan cap-cap keji lainnya. Dari itulah muncul pandangan dari remaja sekarang bahwa pacran itu seolah harus dan wajib hukumnya.
Kebanyakan remaja masa kini meyakini dan telah menjadikan pacaran sebagai metode utama—bahkan satu-satunya metode—di dalam menemukan calon pasangan untuk berlanjut ke jenjang pernikahan. Mereka menduga bahwa pacaran akan memberikan mereka kesempatan yang baik untuk mengenal dengan lebih baik kebiasaan-kebiasaan dan karakter-karakter satu sama lain sebelum mereka memutuskan untuk menikah. Ibaratnya kalau tidak pacaran berarti seseorang itu tidak laku dan susah jodohnya.
Padahal kalau kita cermati, ada satu riset yang mengatakan cinta romantis yang biasanya terjadi pada pasangan yang berpacaran sebelum menikah akan berkurang setelah pasangan tersebut menikah. Nah lho?!
Dalam satu hubungan antar lawan jenis, pengalaman baru dalam menjalin cinta menimbulkan semangat dalam cinta romantis. Jikalau hal-hal baru ini sudah tidak ada, maka cinta romantis akan berkurang. Dan akhirnya muncul kebosanan.
Dari satu riset diatas sebenarnya bisa ditarik kesimpulan bahwa terbukti pacaran hanya akan mengurangi kepuasan menikah pada saat pasangan tersebut menjalani kehidupan besama. Hal-hal baru yang sangat penting dalam menumbuhkan cinta romantis sudah tidak keluar lagi, semua sudah dikeluarkan saat masa pacaran, dan ketika menikah yang ada hanya sisa-sisa keromantisan yang akhirnya menjurus kepada kebosanan.
Lebih jauh lagi, ada beberapa studi yang dilakukan menyimpulkan bahwa sebuah pernikahan yang didahului melalui proses pacaran lebih memiliki kemungkinan besar berakhir dengan perceraian rasio peningkatan resiko perceraiannya meningkat sebesar 46%.
Satu uraian singkat dari Sydney Harris menyimpulkan bahwa satu alasan utama mengapa banyak pernikahan lewat proses pacaran yang gagal adalah fungsi yang disediakan oleh pacar dan jodoh (suami atau istri) berbeda secara fundamental. Pacar biasanya dipilih karena faktor fisik menarik sementara jodoh dipilih karena secara psikologis mampu bertanggung jawab, namun sayangnya, kebanyakan individu-individu yang menarik seringkali tidak cukup bertanggung jawab, sedangkan kebanyakan individu-individu yang bertanggung jawab seringkali secara fisik kurang menarik.
So, jadi jomblo tak perlu risau. Marilah khususnya para generasi muda merubah mindset kita, bahwa jomblo tidaklah lebih hina dari seseorang yang sudah berpacaran, tapi percayalah bahwa jomblo adalah pilihan yang tepat dan terbaik. Beneran deh rugi, kalo waktumu banyak dihabisin sama orang yang belum tentu bakal jadi pendamping hidupmu selamanya, lebih baik waktumu banyak dihabisin buat Dia yg sudah pasti slalu ada bersamamu yaitu Allah. (Amin)

inspirasi

Senin, 21 Oktober 2013

Mimpi Bertemu Teman yang Sudah Meninggal

Kata orang, orang yang sudah meninggal bisa hadir di dalam mimpi untuk memberi kabar atau memberi tahu sesuatu. Entah benar atau tidak, belum lama ini aku ngalamin kejadian itu, dimana temanku yang sudah meninggal hadir dalam mimpiku.
Hadirnya temanku itu sepertinya bukan sebuah kebetulan. Karena seolah ada yang ingin dia sampaikan kepadaku. Dan sepertinya aku tahu apa maksud yang ingin ia sampaikan itu.
Ceritanya, beberapa waktu kemarin aku tiba-tiba teringat punya blog tinggalan jaman SMA yang sudah tidak keurus. Ibarat rumah sudah penuh dengan sarang lama-laba, lumut, dan jamur. Tercatat postingan terakhir adalah bulan Mei tahun 2012, sebuah rentang waktu yang sangat lama menurutku.
Pendek cerita, daripada hanya nyampah di internet, aku berniat mau menghapus blog itu. Baru sempat terpikir, belum sempat terlaksana.
Suatu saat aku sedang tertidur, aku bermimpi ditemui temanku yang sudah meninggal. Dalam mimpi itu aku seolah memutar kejadian masa SMA dimana waktu itu aku bersama dengan temanku itu belajar membuat blog. Dan aku jadi ingat, blog yang akan aku hapus ini adalah kenangan satu-satunya yang masih tersisa tentang temanku itu.
Aku ingat, betapa temanku yang sangat pintar itu mengajariku sedikit demi sedikit membuat blog. Dari mulai buat email, daftar blog, sampai merancang template. Setiap pulang sekolah pergi ke warnet, dengan uang pas-pasan sisa uang saku, kita selalu pilih warnet yang paling murah yang waktu itu per jam-nya hanya 1500 rupiah. Sebuah kenangan indah yang sayangnya sempat terpikir akan aku hapus.
Maaf, ini blognya aku aktifkan kembali dengan sedikit sentuhan baru agar lebih fresh. Berharap semangat untuk mengaktifkan blog ini akan terus berjalan sebagai perantara untuk terus mengingatmu. Temanku Almarhum Tio Subekti Bin Yusuf. Semoga kau bahagia ditempat terindah disisi Allah. 

Sabtu, 19 Oktober 2013

Tri Mangulah

Ada salah satu pepatah mengatakan, bahwa mulutmu harimaumu. Pepatah lain mengatakan diam adalah emas. Bagi umat Islam, salah satu hadis juga menerangkan bahwa lebih baik diam daripada ngomong yang tidak ada gunanya.
Beberapa pepatah itu mengindikasikan bahwa dalam hidup bermasyarakat, manusia harus berhati-hati dalam berbicara, jangan asbun (asal bunyi). Perlu dipikirkan dengan sebenar-benarnya apa yang mau dikeluarkan dari mulut. Danjika sekiranya tidak mampu menjaga ucapan lebih baik diam.
Dalam budaya Jawa, ada salah satu trik atau cara agar manusia menjaga bicaranya. Tata aturan dalam berbicara ini termaktub dalam filsafat Tri Mangulah. Tri Mangulah terdiri atas 3 jenis, yaitu :
1.      Muna : menawi badhe gineman mikir rumiyin pundi tembung ingkang trep. (Kalau akan berbicara berpikir dulu apa yang akan dikatakan dan apa perlu dibicarakan)

Jumat, 18 Oktober 2013

Galau Karena Cinta Gag Penting

Galau, sebuah kata yang belakangan ini sangat ngetren khususnya dikalangan remaja. Galau sendiri menurut KBBI artinya sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran). Namun dikalangan remaja saat ini, galau lebih sering dimaknai dengan makna yang ketiga yaitu kacau tidak karuan (pikiran). Galau ini bisa terjadi karena berbagai hal, salah satu dan yang paling banyak menjangkiti pra remaja yaitu galau karena cinta.
Ngomong-ngomong galau karena cinta, adakah yang sedang galau karena patah hati atau putus cinta? Gak penting dan ga perlu. Sehari, dua hari, tiga hari, okelah tidak apa-apa, tapi jangan berlarut-larut, hidup masih panjang dan masih banyak yang bisa dikejar didepan. Bagi seorang muslim, ditinggal pasangan atau disakiti pasangan jangan terlalu risau, bolehlah diusahakan untuk dipertahankan, tapi kalau usaha sudah maksimal dan hasilnya mungkin tidak sesuai kehendak kita, mungkin ada kehendak lain yang lebih baik yang sudah Allah siapkan.
Dalam Al-Quran surat An Nur ayat 26 Allah telah berjanji “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…”.

Memaknai Perubahan Menuju Lebih Baik

Ada berbagai cerita perubahan. Ada yang baik dan ada juga yang buruk. Ada yang bisa memunculkan sifat positif, namun ada juga yang justru mengarah ke perubahan yang negatif.
Ketika melihat Peter Parker berubah menjadi Spiderman, tentu itu hal baik, karena pertanda akan datang kekuatan super untuk membantu menyelesaikan permasalahan warga kota. Begitu juga ketika kita melihat ulat. Bermetamorfosis dengan menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu, dari yang dulunya menjijikan menjadi makhluk yang cantik, dari ulat yang merupakan simbol infant yang masih mengekor pada dunia, menjadi kepompong sebagai simbol belenggu patriarkal, dan akhirnya menjadi kupu-kupu sebagai simbol kebebasan.
Untuk itu blog ini berubah. Dengan warna baru dan konsep baru blog ini berharap bisa memaknai perubahan ini seperti Peter Parker dan ulat yang berubah menuju ke sesuatu yang lebih positif.
Dalam pidatonya, Ir. Soekarno pernah menyerukan “Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, satu Pemuda dapat mengubah Dunia.” Ya, dengan semangat inilah blog ini berubah, harapannya tentu saja berubah ke hal-hal yang positif dan semakin bisa menjadi tempat berbagi pemikiran.
Namun, perubahan bukan berarti melupakan yang telah lalu. Karena move on bukanlah tentang melupakan. Melainkan apa-apa yang telah baik bahkan sampai menyentuh hati tidak akan mungkin dilupakan. Oleh karena itu perubahan blog ini tidak berarti menghapus semua kenangan dan sedikit ilmu yang pernah terbagi. Harapannya yang baik-baik yang telah ada dulu masih tetap bisa bermakna dan menginspirasi.
Mari semangat mengejar perubahan menuju yang lebih baik, bersama.