Selasa, 31 Januari 2012

Mendoakan Orang Mati (Anekdot)

Ada sebuah cerita seorang anak muda yang belum lama mendalami Islam. Dalam mendalami Islam, pemuda itu tidak belajar ke ahlinya langsung, tetapi pemuda tersebut belajar melalui diskusi-diskusi tentang Islam di kampusnya.
Pada suatu hari setelah berdiskusi tentang doa kepada orang yang telah mati, pemuda tersebut mengambil kesimpulan bahwa yang dilakukan orang-orang mendoakan orang mati yang bukan siapa-siapanya itu tidak akan sampai doanya. Pemuda tersebut lalu mendatangi salah satu ustad di kampungnya yang selama ini sering mengajak berdoa untuk orang yang telah mati lewat acara tahlilan 7 hari, 60 hari, 100 hari dan seterusnya.
Pemuda             : “Assalamualaikum,”
Ustad                : “Waalaikumsalam, silakan masuk,”
Pemuda             : “Pak Ustad, saya mau protes,”
Ustad                : “Silakan anak muda,”
Pemuda             : “Pak, kenapa Bapak sering mendoakan orang-orang yang telah mati? Padahal doa kepada orang yang telah mati itu doanya tidak pernah dan tidak akan sampai,”
Ustad                : “Kata siapa doanya tak akan sampai?”
Pemuda             : “Yah, doa itu tak akan sampai kecuali kalau kita punya hubungan dengan orang yang mati tersebut, seperti hubungan anak dan orang tua, itu baru doanya bisa sampai,”
Ustad                : “Masa iya seperti itu?”
Pemuda             : “Iya seperti itu,” (sangat yakin)
Ustad                : “Okelah, sekarang gampangnya gini aja, saya tanya, dikeluarga kamu ada yang sudah meninggal?”
Pemuda             : “Ada, kenapa?”
Ustad                :”Gapapa, siapa?”
Pemuda             : “Bapak saya,”
Ustad                :”Baiklah, Ya Allah, semoga bapaknya pemuda ini disiksa di akherat, jangan berhenti siksanya, akan kulafalkan doa ini setiap selesai sholat”
Pemuda             :”Lho kok Bapak seperti itu, mendoakan yang jelek-jelek tentang ayah saya,”
Ustad                : “Tenang saja, seperti apa yang telah kamu katakan tadi, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan kamu apalagi bapakmu, jadi doaku ini tak akan sampai,”
Pemuda             : “@#$%^&*()”

0 komentar: