Rabu, 12 Agustus 2015

CERITA SUNAN ANTASANGIN

Cungkup Makam Sunan Antasangin
Berlokasi di Dusun Ndagandari Desa Pagedongan Kabupaten Banjarnegara, terdapat sebuah pemakaman kuno, dimana di komplek pemakaman tersebut dimakamkan salah seorang Wali bernama Sunan Antasangin. Berdasarkan cerita yang didapat dari warga sekitar, Sunan Antasangin merupakan utusan dari Raden Patah untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Banjarnegara. Dusun Ndagandari Desa Pagedongan sendiri menurut riwayat, dulunya merupakan satu wilayah di Banjanegara yang terkenal sangat wingit atau angker. Oleh karena itu diutuslah Kanjeng Sunan Antasangin beserta Sunan Giri Kencana untuk menetap di dukuh ini.
Pada awalnya, sempat ada perlawanan dari tokoh local dukuh ini yaitu Joko Wenang. Konon Joko Wenang sempat mengajak adu kanuragan dengan kanjeng Sunan, akan tetapi akhirnya berhasil ditaklukan oleh Sunan Antasangin. Sejak itulah Joko Wenang mengakui kekalahannya serta bersedia menjadi murid dari Sunan Antasangin. Oleh karena itu, Joko Wenang dimakamkan tepat di depan makam Sunan Antasangin agar memberi kesan menjaga dan mengabdi selamanya kepada sang guru.

Sampai saat ini, lokasi makam Sunan Antasangin dianggap sebagai tempat yang sangat dipercaya warga sebagai tempat laku tirakat untuk mendapatkan kejayaan, pangkat, dan jabatan. Kompleks makam tersebut ditemukan dan dibangun pada masa Bupati Soemitro Kolopaking. Kemudian, dijadikan tempat keramat untuk melakukan ritual tertentu yang bertujuan memperoleh kemenangan atau peningkatan pangkat. Pada waktu pembangunan makam itu, Bupati Soemitro mengerahkan seluruh warga Banjarnegara untuk mengirimkan batu agar dikumpulkan di dekat makam. Entah apa maksudnya, yang jelas sampai saat ini batu-batunya masih terlihat berserakan di kompleks ini.
Gerbang Masuk Komplek Makam
Setiap malam Jumat selalu ada yang datang untuk berziarah serta bertirakat di komplek pemakaman ini.  Yang paling sering dijadikan tempat untuk bertirakat adalah makam Sunan Antasangin, karena beliau merupakan sesepuh dari semua makam yang ada di pemakaman ini. Selain makam Sunan Antasangin, di kompleks ini ada makam yang lain juga seperti makam Sunan Giri Kencana, Tilam Sudiah, Pangeran Geseng (gosong), Jaka Wenang, dll. Untuk di luar kompleks atau diluar pagar keliling makam, terdapat makam Mas Kumambang, Jogo Roso, dan Mangku Negara.
Ada sebuah mitos pantangan yang berlaku bagi warga sekitar Makam Sunan Antasangin. Pantangan yang berlaku di daerah ini yaitu warga tidak boleh menggunakan nama Sudi. Ini dikarenakan nama tersebut merupakan nama asli dari Joko Wenang. Konon, kanjeng Sunan Antasangin sempat berujar bagi siapa saja yang memanggil Joko Wenang dengan nama Sudi akan celaka atau kualat. Nama tersebut dilarang karena sebelum bertemu dan kalah dengan Sunan Antasangin, Joko Wenang adalah orang yang jahat dan semena-mena terhadap warga. (Amin)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Nembe ngerti nek nang Pagedongan ana makam kramat

Fatkhul amin mengatakan...

karena saiki wis ngerti, ayo dilestarikan @arfathah

Unknown mengatakan...

Tempatnya sangat sakral,cocok untuk tirakat kebathinan