Rabu, 16 September 2015

MONUMEN PERJUANGAN PERANG GERILYA

Monumen Perang Gerilya
Pada tahun 1949, di Banjarnegara khususnya bagian selatan sering terjadi kerusuhan, sehingga keamanan masyarakatpun terganggu. Kerusuhan-kerusuhan tersebut diakibatkan oleh beberapa kelompok pemberontak lokal, disaat yang bersamaan sedang terjadi agresi militer Belanda yang ke II. Pada saat itu juga, Banjarnegara sudang berada dalam kekuasaan Belanda. Atas dasar itu, berdasarkan Surat Perintah Perwira Komando Distrik Militer Banjarnegara No. 19/1/49/LK tanggal 1 Februari tahun 1949, dibentuklah sebuah seksi khusus TNI yang bernama Pasukan Gabungan Seksi Gembong Singo Yudho. Seksi TNI ini mendapatkan tugas pokok dalam rangka pelaksanaan perang gerilya melawan Belanda dan mengatasi tindakan kriminilitas yang ada. Adapun petunjuk teknisnya sebagai berikut:

a.       Menyelenggarakan perang gerilya melawan Belanda dengan membuat kekacauan kedudukan Belanda pada waktu lengah, menyerang dan menyergap lalu lari, menghadang lalu lintas musuh dan menjadikan musuh sebagai sumber perbekalan atau logistik bagi kebutuhan perang;
b.      Menyelenggarakan tindakan-tindakan keamanan terhadap semua perusuh dan perampokan yang menganggu keamanan rakyat, agar rakyat merasa aman dari segala gangguan keamanan, kemudian rakyat dapat membantu tentara dengan sepenuhnya dalam perlawanan menghadapi Belanda;
c.       Membantu Pemerintah Militer RI dan memulihkan wibawa pemerintah RI terutama di daerah bekas pemerintah Recomba Belanda, sehingga seluruh wilayah daerah dan pelosok desa merasa adanya dan taat kepada Pemerintahan Republik Indonesia dan semua rakyat bersikap antipati terhadap pemerintah Recomba buatan Belanda, sehingga peran dan perang rakyat semesta dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Prasasti pada monumen
Dengan terbentuknya pasukan gabungan Seksi Gembong Singo Yudho yang mengisi kekosongan pasukan tempur di sebelah selatan Banjarnegara, maka secara langsung masyarakat dapat merasakan kehadiran TNI. Mereka merasa aman atas gangguan dari garong dan perusuh lain. (Sumber : Buku Catatan di Kodim Banjarnegara)
Salah satu aksi penyerangan pasukan gabungan tersebut pada Belanda terjadi pada 6 Februari 1949, saat itu mereka menyerang konvoi arak-arakan pasukan Belanda yang sedang dalam perjalanan dari Banjarnegara menuju Wonosobo. Disaat peperangan tersebut, kerugian ada di pihak Belanda. Lokasi terjadinya penyerangan tersebut sekarang dijadikan sebuah monumen. Lokasinya tepat berada dipinggir sebelah utara jalan raya Sigaluh. (Amin)

0 komentar: